Saham ADHI atau PT Adhi Karya (Persero) Tbk. memiliki potensi terkena headwin untuk sementara waktu. Atau terkena tekanan yang berasal dari faktor eksternal serta internal karena right issue.
Menyambut pemulihan ekonomi yang lebih baik, PT Adhi Karya Tbk mempunyai target. Untuk perolehan kontrak baru hingga mencapai Rp 24 triliun sampai dengan Rp 28 triliun pada tahun 2022.
ADHI sendiri memiliki target dana right issue sebanyak Rp 1,9 triliun dengan menerbitkan jumlah saham seri B maksimum sebanyak Rp 7,12 miliar. Untuk Anda yang belum mengetahui Pt. Adhi Karya (Persero) Tbk, berikut ini sejarah singkatnya.
Sejarah Mengenai Saham ADHI
Telah berdiri sejak 1 Juni 1974 serta memulai usahanya dengan komersial di tahun 1960. Kantor pusat dari ADHI bertempat di Jalan Raya Pasar Minggu KM.18, Jakarta.
Nama dari Adhi Karya tercantum untuk pertama kalinya dalam SK Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja pada tanggal 11 Maret tahun 1960. Menurut PP No. 65 tahun 1961 Adhi Karya telah ditetapkan menjadi Perusahaan Negara Adhi Karya.
Kemudian untuk pemegang saham ADHI sebagai pengendali Adhi Karya (Persero) Tbk atau Pemerintahan Republik Indonesia, dengan kepemilikan 1 Saham Preferen (Saham Seri A Dwiwarna) serta 51,00% pada saham Seri B.
Mengenai ruang lingkupnya, menurut Anggaran Dasar Perusahaan meliputi Konstruksi, Konsultasi Manajemen, rekayasa Industri, investasi, perdagangan umum, properti, hotel, dan masih banyak lagi.
Sekarang ini kegiatan utama dari Adhi serta Entitas Anak (Grup) yaitu bergerak pada bidang konstruksi, EPC. Bukan hanya itu saja, namun juga pada properti, real estat, investasi infrastruktur, penyelenggaraan prasarana set perkeretaapian, jasa pengadaan barang serta hotel.
Tanggal 8 Maret 2004, Adhi karya mendapatkan pernyataan yang efektif dari Bapepam-LK guna melakukan penawaran umum terhadap masyarakat atas 1.320.00 saham yang bisa dengan nilai Rp 100 per saham. Kemudian untuk harga penawaran Rp 150 per sahamnya. Dari jumlah saham yang telah ditawarkan dalam sebuah penawaran umum terhadap masyarakat tersebut. Sebanyak 10% tau 444.132.000 saham biasa dengan nama dijatah dengan khusus pada manajemen serta karyawan perusahaan yang melalui program penjatahan saham untuk pegawai perusahaan. Lalu di tanggal 18 Maret 2004 seluruh saham Adhi telah dicatat oleh BEI atau Bursa Efek Indonesia.